Pesawat Terbang Komersial Berpotensi Diserang Hacker
Pesawat terbang komersial rentan terhadap serangan hacker, demikian kata peneliti keamanan internet Ruben Santamarta. Dia akan menunjukkan cara meretas peralatan komunikasi satelit di pesawat komersial melalui sistem WiFi yang terpasang di dalam pesawat tersebut.
Santamarta, konsultan yang bekerja untuk perusahaan keamanan siber IOActive, dijadwalkan memberikann penjelasan teknis mengenai hasil penelitiannya pada ajang Black Hat, konferensi hakcer terbesar di dunia yang berlangsung di Las Vegas, Kamis pekan ini. Presentasinya mengenai kerentanan dalam sistem komunikasi satelit yang digunakan dalam industri dirgantara dan industri lain diperkirakan akan menjadi salah satu sesi yang paling menyita perhatian.
"Perangkat-perangkat ini sangat terbuka. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk membantu mengubah situasi," kata Santamarta kepada Reuters.
Santamarta menjelaskan, dia menemukan kerentanan sistem pesawat terbang dengan cara "reverse engineering" atau menguraikan (decoding) software sangat khusus yang dikenal sebagai firmware, yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan komunikasi buatan Cobham Plc, Harris Corp, EchoStar Corp's, Hughes Network Systems, Iridium Communications Inc dan Japan Radio Co Lts.
Secara teori, seorang hacker dapat menggunakan sinyal WiFi atau sistem hiburan di dalam pesawat untuk meretas peralatan avionik tersebut, sehingga berpotensi mengganggu atau memodifikasi komunikasi satelit, yang dapat mengganggu sistem navigasi dan keselamatan pesawat.
Meski demikian, dia mengakui eksperimen hacking ini baru diuji dalam lingkungan yang terkendali, seperti laboratorium IOActive di Madrid, Spanyol, dan bisa saja akan sulit diterapkan dalam dunia nyata. Santamarta mengatakan, dia memutuskan untuk mengumumkan penemuannya untuk mendorong pabrikan untuk memperbaiki apa yang dianggapnya sebagai risiko keamanan.
Hal tersebut mendapat tanggapan positif dari Cobham, Harris, Hughes dan Iridium. Cobham mengatakan, Aviation 700, salah satu produk Cobham yang menjadi fokus riset Santamarta tak mungkin diretas hacker menggunakan sinyal WiFi. Hacker harus punya akses secara fisik terhadap peralatan Cobham jika mereka ingin meretasnya.
"Dalam pasar penerbangan dan maritim yang kami layani, ada persyaratan ketat yang membatasi akses semacam itu hanya kepada orang yang berhak saja," kata Juru Bicara Cobham Greg Caires.
ABE.
Santamarta, konsultan yang bekerja untuk perusahaan keamanan siber IOActive, dijadwalkan memberikann penjelasan teknis mengenai hasil penelitiannya pada ajang Black Hat, konferensi hakcer terbesar di dunia yang berlangsung di Las Vegas, Kamis pekan ini. Presentasinya mengenai kerentanan dalam sistem komunikasi satelit yang digunakan dalam industri dirgantara dan industri lain diperkirakan akan menjadi salah satu sesi yang paling menyita perhatian.
"Perangkat-perangkat ini sangat terbuka. Tujuan dari diskusi ini adalah untuk membantu mengubah situasi," kata Santamarta kepada Reuters.
Santamarta menjelaskan, dia menemukan kerentanan sistem pesawat terbang dengan cara "reverse engineering" atau menguraikan (decoding) software sangat khusus yang dikenal sebagai firmware, yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan komunikasi buatan Cobham Plc, Harris Corp, EchoStar Corp's, Hughes Network Systems, Iridium Communications Inc dan Japan Radio Co Lts.
Secara teori, seorang hacker dapat menggunakan sinyal WiFi atau sistem hiburan di dalam pesawat untuk meretas peralatan avionik tersebut, sehingga berpotensi mengganggu atau memodifikasi komunikasi satelit, yang dapat mengganggu sistem navigasi dan keselamatan pesawat.
Meski demikian, dia mengakui eksperimen hacking ini baru diuji dalam lingkungan yang terkendali, seperti laboratorium IOActive di Madrid, Spanyol, dan bisa saja akan sulit diterapkan dalam dunia nyata. Santamarta mengatakan, dia memutuskan untuk mengumumkan penemuannya untuk mendorong pabrikan untuk memperbaiki apa yang dianggapnya sebagai risiko keamanan.
Hal tersebut mendapat tanggapan positif dari Cobham, Harris, Hughes dan Iridium. Cobham mengatakan, Aviation 700, salah satu produk Cobham yang menjadi fokus riset Santamarta tak mungkin diretas hacker menggunakan sinyal WiFi. Hacker harus punya akses secara fisik terhadap peralatan Cobham jika mereka ingin meretasnya.
"Dalam pasar penerbangan dan maritim yang kami layani, ada persyaratan ketat yang membatasi akses semacam itu hanya kepada orang yang berhak saja," kata Juru Bicara Cobham Greg Caires.
ABE.
Referensi/Sumber :
Metrotvnews.com:
EmoticonEmoticon